Ayo Berubah

Berubahlah, Sekarang Juga! 
Seiring dengan Visi dan Misi Pemerintah Daerah




“Keterbukaan dalam berpikir adalah modal utama sebuah proses perubahan.”
(Rhenald Kasali)

 Salvador Pinto
09 September 2011 jam 11:29

SUATU kesempatan seorang teman bercerita, “Saya adalah anak sebuah kampung yang jauh dari hiruk pikuk dunia kota. Di kampungku tak ada keramaian yang berarti seperti di Jakarta dan Bandung atau kota besar lainnya di Indonesia. Tak ada suara bising angkutan kota seperti di kota-kota besar.”
Pada awalnya saya dan mungkin juga Anda belum percaya dengan cerita tersebut, apalagi ketika saya melihat tampilan teman itu semakin rim akin hberbeda. Makanya, di awal saya berpikir sekaligus bertanya dalam hati mengenai kondisi ini: mengapa demikian, mengapa dia menjadi berbeda?
Kata dia, “Satu hal yang menurut saya mesti menjadi pilihan saya adalah ikut merubahnya, hingga kelak saya juga bisa menyaksikan perubahannya. Dan saya memilih untuk merantau ke kota besar. Selintas mungkin ini dinilai sebagai pelarian. Itu tak salah, namun poin pentingnya bukan di situ. Tapi kemauan saya, tekad saya, kesungguhan saya dan rencana saya. Siapa pun juga bisa.”
Entahlah, temanku sudah membuktikan bahwa perubahan adalah pergi (berpindah) untuk berubah dan kembali (datang) mengubah. Ia melawan kenyataan dengan keyakinan, semangat dan pemikiranya. Ia buktikan dengan kerja nyata: menyiapkan diri dengan mematangkan potensi diri untuk kemudian membuktikannya dalam alam nyata. Sebuah selebrasi dahsyat yang layak diapresiasi.
Suatu ketika teman ini bercerita lagi, “Sekarang saya sudah memperoleh apa yang saya ingin wujudkan, minimal saya sendiri sudah berubah. Dengannya, saya bisa mencoba untuk mewujudkan apa yang dikenal sebagai perubahan. Masih sederhana memang—karena baru tahap ujicoba—namun saya percaya, saya mampu mewujudkannya. Saya sudah pulang kampung dan mengubah semua kondisi kampung saya ke arah yang agak berbeda. Tidak selalu seperti di kota besar memang—karena tidak semua kondisi di kota besar layak diadopsi—namun semangat dan tekad masyarakat di kampung saya untuk merubah realitas ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya mereka dengan yang lebih baik dan meyakinkan sudah mulai terwujud. Saya hadir untuk menemukan apa yang selama ini mereka sembunyikan dalam diri mereka sendiri.”
Siapapun Anda, sepenggal cerita di atas hanyalah satu potret nyata bahwa perubahan itu akan terjadi di mana dan kapanpun. Perubahan bisa diwujudkan dengan berbagai cara dan oleh siapapun. Selanjutnya, silahkan Anda sendiri yang mengambil manfaat dari penggalan di atas. Atau Anda sudah berpengalaman? Silahkan tulis dan sebarkan pengalaman Anda! Boleh jadi pengalaman Anda sangat membantu orang lain yang membutuhkan pengalaman Anda dalam mewujudkan perubahan dalam hidup mereka.
Banyak orang yang percaya dan menyakiskan—sebagaimana teman saya tadi—bahwa dunia telah berubah dan terus berkembang dengan cepat. Mereka sangat menyadari bahwa perubahan telah memberi dampak yang sangat dahsyat kepada kehidupan mereka. Perubahan dunia memang sudah bukan cerita semata, kini ia sudah menjadi kenyataan. Semuanya telah berubah, bahkan perubahan itu sendiri terus berubah.
Secara sederhana, perubahan merupakan sebuah kondisi atau keadaan yang berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain atau ke bentuk yang baru. Berubah berarti berevolusi dari kehidupan lama ke kehidupan baru, dari cara berpikir lama ke pola berpikir baru, dari komitmen lama ke komitmen baru; demikian seterusnya.
Itulah yang kita saksikan sekarang. Dunia berubah drastis, bergerak dengan cepat. Kehidupan di dalamnya juga demikian. Realitas politik, ekonomi, budaya dan sosial bangsa ini bahkan dunia semuanya sudah berubah. Pertanyaannya: apa penyebabnya dan siapa pelakunya?
Penyebabnya adalah karena CARA BERPIKIR pelakunya yang berubah dalam memahami perubahan dan realitas. Kata orang, pikiran adalah kekuatan. Sebelum sesuatu itu menjadi nyata, pada awalnya ia bersarang pada ruang pikiran; ruang imajinasi. Pada awalnya, sebagai pelaku, orang membangun realitas perubahan dalam ruang pikiran mereka. Mereka mengimajinasikannya. Setelah itu, disusunlah peta rencana, untuk selanjutnya mulailah mewujudkannya. Akhirnya, ia pun menjadi nyata.
Penciptaan pesawat terbang pada awalnya adalah imajinasi; mengimajinasikannya. Ia diawali dengan melihat bagaimana burung terbang di udara yang membawa makanan, bahkan mencari makanan untuk anak-anaknya, misalnya. Kemudian para penemu melakukan uji coba. Akhirnya, muncullah pesawat terbang sebagai salah satu sarana transportasi dan rekreasi dunia. Fantastis! Jika Anda memiliki contoh yang lain, silahkan berbagi!
Nah, dalam konteks yang lain tentu kita tidak kemudian membiarkan perubahan itu berjalan dan terjadi begitu saja. Mengapa saya menyampaikan demikian?
Karena yang terjadi biasanya adalah:
• Ada orang yang ikut ke mana arah perubahan, namun tidak ikut berkompetensi di dalamnya.
• Ada orang yang terlena dan menjadi penonton, yang tentu saja hanya benalu bagi perubahan; menjadi korban perubahan.
Pertanyaannya:
1. Apakah Anda menyaksikan perubahan yang begitu cepat dan serba darurat?
2. Apakah Anda ikut arah perubahan dan berkompetensi di dalamnya?
Kita percaya dan menyaksikan bahwa betapa banyak orang yang menginginkan perubahan. Ya, mereka ingin berubah. Dari kesusahan ke kesenangan, dari kedukaan ke kesukaan, dari kebencian ke kecintaan, dari kemiskinan ke kekayaan. Dan begitu seterusnya.
Jika kita pada beberapa waktu yang telah lewat atau bahkan hari ini masih terkungkung dalam ruang rencana atau aktivitas yang kaku, maka saat ini juga mesti dirubah. Sebab jika tidak berubah maka kita akan mengalami beberapa kondisi yang mengenaskan:
Impian dan target kita hanya akan menjadi daftar rencana.ü
Kita akan tergilas perubahan yang terjadi, dan tidak akan mendapatkan apa-apa selain kegagalan.
Kita akan menjadi korban impian atau rencana orang lain yang memilikiü pikiran dinamis dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Lalu, bagaimana caranya agar perubahan itu terjadi? Caranya adalah: Belajar kepada perubahan yang pernah atau sedang terjadi. Siapa pelakunya, dan bagaimana mereka mewujudkannya. Kemudian dilanjutkan dengan menjawab secara tuntas dan detail beberapa pertanyaan berikut ini:
  • proses merubahnya dan apa saja poin rencana atau tahapan-tahapannya?
  • Kapan memulainya, dan kapan perubahan itu mesti terjadi?
  • Siapa yang Buat daftar pertanyaan mengapa mesti berubah dan apa manfaat dari perubahan?
  • Apa saja yang mesti dirubah dan apa yang mesti dipersiapkan untuk menghadapi dan mengantisipasinya?
  • Bagaimana mewujudkannya, dan siapa yang dilibatkan untuk mewujudkannya?
Mungkin Anda percaya dengan pernyataan Stephen Leacock, “Jika para aktor mulai berpikir, maka terjadilah perubahan”. Ya, jika kita menginginkan perubahan, maka berpikirlah bahwa kita bisa berubah dan mampu mewujudkannya. Sekarang, berubahlah dan jauhilah orang yang terlalu banyak alasan yang menunjukkan diri mereka bukan yang kita cari. Karena boleh jadi mereka memang tak memiliki bakat menjadi orang besar dan tak mau memberi manfaat untuk manusia seluruhnya.
Pekerjaan kita selanjutnya adalah lupakan mereka dan terbanglah ke angkasa perubahan. Biarkan mereka hidup dalam kungkungan, dan kita telah hidup dalam dunia yang serba berubah, baru dan mengasyikkan. Dengan begitulah kita akan menjadi pemimpin dan pengendali perubahan untuk semua kondisi dan zaman. Dan itulah di antara sekian ratus juta macam kesuksesan: soko guru perubahan! []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar