Mahasiswa UGM Menyelenggarakan Cunca Wulang Cultural Festival 2012
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta  melakukan KKN di desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. Mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh para mahasiswa, dengan mengelar kegiatan Cunca Wulang Cultural Festival 2012. Kegiatan tersebut  berlangsung di halaman Sekolah Dasar Wersawe, awal Agustus lalu.
Dalam press release yang diperoleh dari kordinator pers PPM KKN Mahasiswa UGM menginformasikan Cultural Festival 2012 merupakan festival budaya pertama, yang diadakan di desa Cunca Wulang. Festival ini diadakan untuk memfasilitasi regenerasi  budaya lokal yang mulai terlupakan. Selain itu festival ini terselenggara karena adanya KKN PPM UGM  tahun 2012 yang bertemakan ekowisata.
Cunca Wulang adalah salah satu tujuan wisata di Pulau Flores, yang merupakan salah satu obyek wisata potensial yakni air terjun Cunca Wulang, yang terletak di Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. Desa ini menyimpan banyak kekayaan budaya yang akan ditampilkan di Cunca Wulang cultural festival. Acara ini merupakan acara perdana yang digagas oleh tim Mahasiswa KKN PPM UGM 2012  yang diselenggarakan Sabtu 11 Agustus 2012 di lapangan rumput anak kampung Wersawe ,desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat.
Acara ini menampilkan pertunjukan pagelaran caci, serta tektek alu yang di gawangi oleh desa Cunca Wulang. Selain itu juga ada pertunjukan musik tradisional danding dan sanda. Acara ini merupakan salah satu bentuk promosi budaya untuk menjadikan cunca wulang sebagai tujuan wisata budaya serta wisata alam. Diakhir acara dilengkapi dengan lomba memasak untuk berbagai olahan makanan tradisional dari ubi kayu, lomba cerdas cermat, lomba tulisan indah, lomba kebersihan, yang telah diselenggarakan oleh Mahasiswa KKN PPM UGM tahun 2012 beberapa hari sebelumnya.
Cunca Wulang Cultural Festival merupakan juga menampilkan stand-stand olahan pangan tradisional khas Manggarai Barat, yang diolah oleh perkumpulan ibu-ibu PKK se kecamatan mbeliling. Kerajinan tangan berupa loce, roto, berek, luni, dan topi rea yang terbuat dari daun pandan hutan. Selain itu juga ada stand hasil bumi, dan workshop pengolahan hasil bumi secara tradisional untuk para wisatawan asing. Cunca Wulang cultural festival tahun 2012 mendapat sambutan hangat dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat terbukti kehairan Bupati Drs.Agustinus Ch.Dula dan pejabat terkait dalam kegiatan tersebut. (Frumentius Amas)
Bupati Gusti Dula Buka Kegiatan  Cunca Wulang Cultural Festival 2012
Bupati Manggarai Barat Drs.Agustinus Ch Dula membuka secara resmi kegiatan Cunca Wulang Cultural Festival 2012 yang diselenggarakan oleh Mahasiwa KKN PPM  UGM. Kegiatan tersebut berlangsung di lapangan SDK Wersawe desa Cunca Wulang Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, beberapa waktu lalu.
Mahasiswa selaku penyelenggara kegiatan menyatakan kegembiraan mereka, karena kegiatan yang mereka rancang bisa di hadiri oleh Bupati Manggarai Barat bersama pejabat terkait dari lingkup Pemerintah Kabupaten Manggarai barat.
Bupati Manggarai Barat Drs.Agustinus Ch Dula dalam sambutanya mengatakan, dirinya sangat kagum dan perlu berterimakasih karena para mahasiswa dari UGM yang melakukan KKN di Cunca Wulang bisa menyelenggarakan kegiatan festival budaya. Karena Cunca Wulang merupakan salah satu obyek wisata alam yang di miliki oleh desa Cunca Wulang dan Manggarai Barat yang sudah terkenal di seluruh dunia.
Menurut Bupati Gusti Dula, Pemerintah patut menyatakan berterimakasih dan bangga kepada Mahasiwsa KKN dari UGM sebab mereka mampu mengali potensi yang ada di daerah ini. Menurut dia, wilayah Wersawe tentunya punya harapan yang besar untuk pariwisata. Sebab potensi pariwisata ini bisa dimanfaatkan oleh para petani untuk memanfaatkan potensi yang ada, seperti pangan lokal, kalau mereka intesif betul-betul sehingga menjadi bahan makanan. Pada Kesempatan itu Bupati Gusti Dula juga menginformasikan bahwa tahun ini, jalan menuju Cunca Wulang akan di tingkatkan statusnya.Sementara jalan masuk menuju Cunca Wulang, kita harap untuk tetap jaga keasliannya.
Pada kesempatan itu, Bupati Gusti Dula berharap agar warga setempat bisa berbahasa inggris, sebab yang datang mengunjungi Cunca Wulang  ada juga orang asing.”saya tuntut warga Wersawe harus pandai dan bisa berbahasa inggris, sebab Wersawe ada obyek wisata yang di kunjungi oleh wisatawan asing” katanya.
Hadir dalam kegiatan tersebut mendapingi Bupati Gusti Dula, Asisten I Setda Manggarai Barat Drs.Benediktus Banu, Kepala Dinas Pariwisata Ir.Theodorus Suhardi, Kepala Dinas Kehutanan Ir.Martinus Ban, Kepala Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Ir.Sebastianus Wantung, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir.Yohanes Oematan, Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten Manggarai Barat Ir.Dominikus Damsut, Dosen pendamping dari UGM Pak Suwarno, Camat Mbeliling Simon Selatan, Kepala Desa Cunca Wulang Abdul Wahib serta para wartawan dan di hadiri oleh warga setempat yang memadati lokasi kegiatan.(Frumentius Amas)
Bupati Dula Tinjau Air Terjun Cunca Wulang
Usai membuka kegiatan Cunca Wulang Cultural Festival 2012 pada Sabtu (11/8), Bupati Manggarai Barat Drs.Agustinus Ch Dula meninjau lokasi air terjun Cunca Wulang, di desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat.
Sekitar pukul 14.00 atau jam dua siang, Bupati Gusti Dula yang saat itu di dampingi oleh,  Kepala Dinas Pariwisata Ir.Theodorus Suhardi, Kepala Dinas Kehutanan Ir.Martinus Ban, Kepala Dinas Perikanan Kelautan dan Peternakan Ir.Sebastianus Wantung, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ir.Yohanes Oematan, Kepala Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi Kabupaten Manggarai Barat Ir.Dominikus Damsut, Dosen pendamping dari UGM Pak Suwarno, mba Maria  Sheli seorang Mahasiswi KKN UGM dan sejumlah rombongan lainya dan Frumentius Amas Reporter RPD mengikuti rombongan.
Jalan dari kampung Wersawe, masih jalan tanah sekitar dua kilo meter, namun masih bisa di lalui oleh kendaraan roda empat. Dan selanjutnya harus berjalan kaki sekitar satu kilo meter lebih, karena hanya melewati jalan tikus. Walau kondisi jalan yang menurun sewaktu pergi, namun Bupati Gusti Dula bersama rombongan tetap bersemangat. Setiba di Cunca Wulang sekitar belasan turis asing sedang menikmati air terjun.
Sekitar lima menit beristirahat di bagian bawah air terjun Cunca Wulang, Bupati bersama rombongan, melanjutkan perjalanan di bagian atas air terjun. Dan perjalanan ke bagian atas air terjun Cunca Wulang cukup mengerikan, sebab harus mempunyai nyali, sebab tanjakan yang cukup tajam sekitar 30 meter.
Setiba dibagian atas, Bupati Drs Agustinus Ch.Dula secara sepontan menyampaikan kekaguman atas keindahan air terjun Cunca Wulang. Setelah turun dari bagian atas, para tamu asing yang beristirahat di bagian bawah di ajak  melakukan foto bersama Bupati dan rombongan, dan sepertinya kelelahan bisa terobati dengan keindahan di kawasan itu.
Pantauan Reporter RPD Mabar Frumentius Amas, bagian atas air terjun ada sejumlah oknum tertentu melakukan pengambilan pasir dari air terjun Cunca Wulang, ketika ini di biarkan akan mempengaruhi kebersihan kali tersebut.
Selain itu dari pantauan kami, jalan menuju Cunca Wulang memang di kelilingi oleh hutan lebat, Namun di kiri kanan jalan masih di temukan ada pemotongan kayu yang di duga menggunakan chainsaw atau mesin rantai kayu pemotong kayu, dan kalau ini di biarkan akan mempengaruhi kondisi kawasan tersebut. (Frumentius Amas )
Para Petani Cunca Wulang Harus Bangkit Untuk Kembangkan Pangan Lokal dan Budaya
Jelang pertengahan Agustus lalu, Mahasiswa UGM  Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Cunca Wulang Cultural Festival Tahun 2012. Dalam kegiatan tersebut, para mahasiwa mengangkat potensi warga masyarakat desa Cunca Wulang, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat.
Cunca Wulang Cultural Festival Tahun 2012 itu memamerkan jenis makanan pangan lokal, pementasan budaya setempat, dan pembangunan simbol mbaru gendang di kampong Wersawe yang di jadikan sebagai media center information. Disamping itu,  menyelenggarakan berbagai perlombaan, memberikan pelatihan cara memanage daerah Pariwisata. Kegiatan ini di hadiri oleh Bupati Manggarai Barat Drs.Agustinus Ch Dula, bersama pimpinan unit kerja lingkup Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Di sela kegiatan itu,  Wartawan Harian Kompas Samuel, wartawan Harian Pos Kupang Jumal Heutes dan Wartawan Majalan Pijar, Frumentius Amas, melakukan wawancara dengan Bupati Manggarai Barat, Drs.Agustinus Ch Dula di sela kegiatan Cunca Wulang Cultural Festival Tahun 2012 di Wersawe Desa Cunca Wulang, Kabupaten Manggarai Barat. Dalam wawancara tersebut Bupati Gusti Dula mengharapkan kepada para petani di desa cunca Wulang, untuk bangkit dan diharapkan untuk kembangkan pangan lokal dan budaya setempat. Seperti apa detailnya, berikut ini petikan hasil wawancara dengan beliau.
W            : Wartawan
B              : Bupati
W            : Pementaan Budaya dan Penyajian Makanan Khas Lokal Oleh Warga Desa Cunca
Wulang, dalam Cunca Wulang Cultural Festival Tahun 2012. Bagaimana Pemerintah Menanggapi hal itu?
B              : Pertama Pemerintah daerah sangat bangga, dan petani atau masyarakat di pedesaan sekitar Cunca
 Wulang ini, bisa mengali potensi alam, yang ada.  Misalnya pangan lokal, kalau para petani intensif betul-betul dan mereka olah pangan lokal menjadi bahan makanan sehingga tujuan menjadi pangan lokal yang bervariasi bergizi dan bermutu bisa tercapai.  Oleh karena itu Pemerintah selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat, untuk tidak bergantung kepada beras bahwa selain beras bisa juga di jadikan sebagai bahan konsumsi oleh masyarakat karena bahan ini mengandung karbohidrat setara dengan beras. Apalagi Manggarai Barat daerah curah hujan kurang tapi kita perlu atasi, masalah paceklik dengan pangan local. Misalnya ubi saat musim kering tidak usah di petik dulu, tunggu besar baru di manfaatkan. Sebab kalau kita hanya tergantung kepada beras  kita pasti mengalami kesulitan, karena meilhat musim hujan yang berkurang.
W            :   Cunca Wulang Menjadi Obyk Wisata Yang Sangat Terkenal. Dan KiniMmasyarakat
Sudah Bisa Mengali Untuk Menyajikan Pangan Lokal dan Melakukan Pentas Budaya. Apakah Ini Sesuatu Yang Mengembirakan Masyarakat Cunca Wulang dan Manggarai Barat?
B              : Terlebih dahulu saya menyampaikan terimakasih kepada Mahasiswa UGM Yogyakarta yang
melakukan KKN di Cunca Wulang, karena dengan kehadiran mereka mampu mengali potensi yang ada di sini untuk di tumbuh kembangkan dan yang paling penting diberikan petunjuk kepada masyarakat. Sehingga masyarakat ini bisa tindaklanjuti, walau mahasiswa KKN dari UGM sudah pulang, tapi masyarakat paling tidak sudah mengerti apa itu budaya, apa itu pangan lokal dan Pariwisata.
Kebetulan Cunca Wulang salah satu obyek wisata di Manggarai Barat yang sudah terkenal bukan saja di Indonesia, tapi di seluruh dunia, kalau kita lihat air terjun Cunca Wulang sangat luar biasa, air terjun yang bisa di manfaatkan juga untuk mandi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk rekreasi bagi wisatawan.
Daerah-daerah yang memiliki obyek wisata di Manggarai Barat kita harus ekstra perhatian terutama penyangga pariwisata itu sendiri seperti pangan lokal, budaya, bagaimana kita menggali dan menumbuhkembangkan dan memperkenal budaya, apa itu seni tari? nyanyi maupun cerita atau sejarah!
W            :  Apa Himbauan Bapak Bupati Untuk Masyarakat di Sekitar Cunca Wulang?
B              : Saya menghimbau untuk tidak mengikuti kegiatan ini hanya secara rutin seremonial saja,
tetapi untuk dihayati, untuk dimengerti dan untuk diamalkan. Jangan tunggu orang lain untuk perintah. Pemerintah  menginformasikan, bahwa  di wilayah ini, ada air terjun, masyarakat harus sambut kondisi ini, jangan tidur, tetapi bagaimana menerima keadaaan ini untuk merubah ekonomi dan mengubah perilkau selama ini yang masih tidur.
Yang perlu dibenahi agar sektor pariwisata Cunca Wulang jauh lebih baik, jalan dari Cekonobo menuju Cunca Wulang di buat lebar, agar lalulintas kendaraan bisa diatasi. Selain itu, pembenahan perilku, bagaimana semangat masyarakat kita bina untuk betul-betul mengerti bahwa budaya ini betul-betul mendukung pariwisata oleh unsur budaya.
W            : Kondisi Jalan menuju Cunca Wulang Masih Rusak?
B              : Mengenai jalan secara umum di Manggarai Barat banyak yang rusak, Namun ada
 perhatian extra dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk  wilayah yang mempunyai nilai produksi misalnya dimana ada obyek wisata, jalan harus baik, dimana ada kantong-kantong produksi misalnya sawah, perkebunan, tanaman rakyat, harus di buka, termasuk jalan ke Pasar, sehingga hasil produksi masyarakat bisa di bawa dengan lancar ke pasar.
W            : Apa Ada Rencana Peningkatan Jalan Menuju Cunca Wulang?
B              : Tahun 2012 sudah mulai kerja, jalan menuju Cunca Wulang ada peningkatan jalan, tetapi tidak
 sampai ke air terjun. Jalan yang menuju air terjun tetap asli. Lima kilo meter kita akan tingkatkan, sedangkan untuk1 kilo meter tetap di jaga keasliannya.
W            : Apa Akan di Buat Jalan Hotmix?
B              : Jalan yang nanti di bangun tidak perlu hotmix, yang penting di  desa, jalan bisa di aspal
atau lapen, sebab masyarakat di desa butuh jalan .
W            : Berapa Anggaran Yang di Alokasikan?
B                 : Taksir anggaran untuk satu kilo meter sekitar Rp. 400 juta. Dan jalan yang hendak di nantinya bangun   
                   dari Wersawe menuju Cunca Wulang.

W            : Momen Pentas Budaya, Apa Akan di Jadikan Sebagai Agenda Rutin atau Bagaimana?
B              : Kita memang dari dulu ada festival budaya tiap tahun. Dan Komodo masuk dalam new
seven wonder.  Mungkin kedepan, bukan lagi tiap tahun, mungkin tiap ada even apa begitu, kita lakukan festival budaya, saya bayangkan, kita lihat saja di Cunca Wulang, lakukan beberapa atraksi.
W            : Masyarakat di sekitar Cunca Wulang Berencana Hendak Membangun Rumah Gendang.
Apa Ada Perhatian Pemerintah Daerah?
B              : Prinsipnya rumah gendang itu symbol kekuatan adat. simbol yang menyatukan
  persatuan dan kesatuan, persaudaraan, kebersamaan, prinsipnya harus datang dari masyarakat sendiri. Jangan Pemerintah yang bangun rumah gendang, untuk kepentingan mereka, sebab jadinya nanti tidak sejati, tetapi Pemerintah ada intervensi dalam arti memberikan rangsangan, menambah sedikit, itu bisa dilakukan, memang tidak semua rumah adat, kita bantu semua, kan anggaran terbatas juga.