66 Warga Manggarai Terinfeksi HIV/AIDS



Korban HIV/AIDS di Kabupaten Manggarai terus bertambah. Tercatat hingga saat ini sebanyak 66 warga setempat terinfeksi virus mema

tikan tersebut. Sebanyak 15 korban diantaranya meninggal dunia.

Tren kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Manggarai terus meningkat. Hingga November 2010 tercat

at 66 warga di daerah ini terinfeksi virus mematikan itu. Hal itu disampaikan Pengelola Pro

gram K

omisi Penanggualangan AIDS Daerah (KPAD) Manggarai, Bony Mardianus kepada media ini di ruang kerjanya belum lama ini.

Mardianus mengatakan, Sejak 2005 hingga November 2010 sudah ada 66 orang di kabupaten Manggarai yang me

nderita HIV/AIDS

. Dari data tersebut sebanyak 42 penderita HIV, 28 diantaranya laki-laki dan 14 lainnya perempuan. Sementara penderita AIDS berjumlah 24 orang yang terdiri dari 19 laki-laki dan 5 perempuan. Sampai saat ini penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia sebanyak 15 orang. “ Dilihat dari jenis kelamin, sampai saat ini penderita kebanyakan l

aki-laki, “ kata Mardianus

Dari segi profesi lanjutnya jumlah terbanyak adalah para eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mencapai 45 persen. Sementara diurutan ke dua adalah pelajar. Jumlah penderita HIV/AIDS paling banyak berada di Kecamatan Langke Rembong, disusul kecamatan Ruteng, Satar Mese, Cibal, Reok, Satar Mese Barat dan Lelak. Untuk sementara dua kecamatan lainnya yakni Rahong Utara dan Wae Rii untuk belum terdeteksi.

Menurut Mardianus, meningkatnya kasus HIV/AIDS di Manggarai dominan dipengaruhi oleh prilaku menyimpang hetereoseks atau hubungan seks berganti-ganti pasangan. Sedangkan infeksi melalui jarum suntik hingga saat ini belum ada. “Pemicu utama meningkatnya kasus ini karena hetereoseks. Karena itu kita harapkan masyarakat selalu menghindari prilaku menyimpang,” tegas Mardianus.

Mardianus mengemukakan, mencegah makin meningkatnya penyebaran virus tersebut KPAD Manggarai bersama instansi terkait dan LSM peduli AIDS gencar melaksanakan program Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang bahaya dan upaya pencegahan HIV/AIDS. Program KIE ini dilaksanakan ke sekolah-sekolah dan juga masyarakat umum sampai ke tingkat desa. Dia berharap masyarakat memahami bahaya HIV/AIDS dan berupaya untuk meminimalisir prilaku menyimpang yang berpotensi terjadinya HIV/AIDS. “Sosialisasi tentang bahaya dan media penularan HIV/AIDS terus kita lakukan sampai ke desa-desa,” ujar Mardianus.***(Tadeus Tanggang)