PANGAN, BUKAN HANYA BERAS…!!!
Kerawanan pangan merupakan berkurangnya persediaan pangan yang tersedia di masyarakat. Pangan bukan hanya beras. Yang termasuk dalam pangan adalah jagung, umbi-umbian, kacang-kacangan, pisang, dan juga beras. Karena itu, kerawanan pangan berarti tidak sama dengan kekurangan beras.
Pada kesempatan peringatan Hari Pangan Sedunia ke-29 Tingkat Kabupaten Manggarai Barat 2009 yang diselenggarakan di Desa Pacar Kecamatan Macang Pacar, 16 Oktober 2009, Bupati Manggarai Barat mengatakan, kerawanan pangan terjadi karena ketersediaan pangan yang ada di masyarakat berkurang. Itu artinya, pangan yang ada di masyarakat seperti pisang, tese, teko, tete wase, tete wogor, raut, dea, jagung sudah hampir habis. Jadi kekurangan beras tidak berarti bahwa masyarakat sedang mengalami kerawanan pangan.
Dengan demikian, tidaklah berlebihan Bupati Fidelis Pranda mengatakan, berbicara mengenai pangan lokal berarti membicarakan berbagai jenis pangan lokal yang ada di masyarakat seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, pisang, jagung dan beras.
Berkaitan dengan peringatan hari pangan kali ini yang secara khusus memfokuskan perhatiannya pada pengembangan pangan lokal demi kemandirian pangan dalam rumah tangga menghadapi krisis global, rasanya sungguh tepat mengembangkan apa yang ada pada kita (baca daerah kita) yang menjadi bagian dari kearifan lokal yang dimiliki.
Senada dengan hal tersebut di atas, mantan Gubernur NTT, Drs. Piet A. Tallo (almarhum) pernah mengajak masyarakat NTT untuk mulai membangun dengan apa yang ada di daerah ini. Itu artinya mengembangkan jenis pangan lokal merupakan suatu upaya untuk mengembalikan keunggulan kearifan lokal yang dimiliki dan tidak mengasingkan masyarakat dari apa yang dimilikinya termasuk pangan lokal.
Hal yang perlu dipikirkan sekarang, kata Bupati Pranda, adalah bagaimana agar masyarakat itu memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengelola berbagai jenis pangan yang ada menjadi beragam menu dengan cita rasa yang tinggi disertai kadar gizi yang cukup sehingga dapat dikonsumsi meski bahan dasarnya sama. Jadi kaum ibu tidak hanya menyajikan menu yang sama saja setiap hari dalam keluarga, tetapi ada banyak macam menu yang ditawarkan sehingga menjadi lebih bervariasi.
Oleh karena itu, alangkah baiknya menyikapi kondisi-kondisi yang ada dengan bijak dan tidak dengan serta merta memvonis bahwa ada sekelompok masyarakat yang sedang mengalami krisis pangan, kecuali bila persediaan pangan yang ada di masyarakat sudah benar-benar habis semuanya baru dapat dikatakan demikian, kata Bupati Pranda.
Berbagai Kegiatan Dilaksanakan Pada Peringatan HPS ke-29 di Pacar
Bertepatan dengan penyelenggaraan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-29 Tingkat Kabupaten Manggarai Barat dilaksanakan serangkaian kegiatan untuk mendukung kemandirian pangan rumah tangga sesuai tema Peringatan Hari Pangan Sedunia 2009 untuk Tingkat Kabupaten Mabar yakni “Dengan Semangat Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-29 tahun 2009, Mari Kita Wujudkan Kemandirian Pangan Rumah Tangga Mengantisipasi Krisis Pangan Melalui Pengembangan Pangan Lokal” sebagai sub tema dari tema untuk Tingkat Nasional yaitu “Memantapkan Ketahanan Pangan Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan.”
Ada pun jenis kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatihan petani yang dilaksanakan sejak tanggal 12 Oktober 2009 dan diikuti sekitar 150 orang yang dilaksanakan oleh YAKINES di bawah koordinasi Ibu Gabriela Uran,S.Pt, lomba pengolahan pangan lokal non beras yang mana peserta lombanya adalah Tim Penggerak PKK yang berasal dari 7 Kecamatan, dan pameran pangan lokal yaitu beras lokal, ubi-ubian, kacang-kacangan dan pengolahan pangan lokal non beras hasil kreasi TP-PKK Kecamatan se-Kabupaten Manggarai Barat dan Yakines.
Ketua Panitia pelaksana kagiatan tersebut, Ismail Surdi,S.PKp mengatakan, Peringatan HPS Tingkat Kabupaten kali ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya ketersediaan pangan baik jumlah, mutu dan nilai gizinya serta meningkatkan peran pemerintah dan masyarakat manggarai barat akan tugas dan fungsinya masing-masing dalam meningkatkan ketahanan pangan demi tercapainya masyarakat mabar yang mandiri dan sejahtera.
Diharapkan agar dengan kegiatan HPS ini, lanjut Imail Surdi, dapat menyadarkan semua stakeholders akan posisi dan perannya masing-masing terhadap pentingnya ketersediaan pangan, baik itu dari segi jumlah pangan, mutu pangan maupun nilai gizi pangan.
(Arnold Nggorong)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar